As simple as it is. You make my heart throbs (again).
-me-
Rabu, 10 Oktober 2012
Kamis, 04 Oktober 2012
Lara tidak pernah berhenti meski dia menemukan kesamaan nama untuk jalan hidupnya
Lara ingin tahu bagaimana dia bisa bertahan
Karena Lara mengerti persis jika Lara menyerah sekarang
Maka semua benar berakhir
Lara tidak menunggu untuk ditemui
Lara terus mencari
Bahkan ketika apa yang Lara cari itu justru semakin menjauhi
Lara percaya pada takdir sebagaimana itu tergaris
Namun tidak bermakna pasrah untuk Lara
Lara pernah menangis, menetes air mata tidak cuma sekali
Jelas sebabnya, rasa yang dimiliki Lara tidak bersamaan
Tapi kali ini ada senyum tergurat dari ujung bibir Lara
Apa yang dulu dipunya Lara kembali pada Lara
Ini belum mengakhiri jalan hidup Lara
Seperti kisah Romeo-Juliet, bisa saja kisah Lara tidak berakhir bahagia
Atau seperti kisah Rama-Shinta, ujung bahagia ditemui setelah banyak peristiwa
Lara masih disitu
Berdiri untuk meneruskan ceritera
-me-
Lara ingin tahu bagaimana dia bisa bertahan
Karena Lara mengerti persis jika Lara menyerah sekarang
Maka semua benar berakhir
Lara tidak menunggu untuk ditemui
Lara terus mencari
Bahkan ketika apa yang Lara cari itu justru semakin menjauhi
Lara percaya pada takdir sebagaimana itu tergaris
Namun tidak bermakna pasrah untuk Lara
Lara pernah menangis, menetes air mata tidak cuma sekali
Jelas sebabnya, rasa yang dimiliki Lara tidak bersamaan
Tapi kali ini ada senyum tergurat dari ujung bibir Lara
Apa yang dulu dipunya Lara kembali pada Lara
Ini belum mengakhiri jalan hidup Lara
Seperti kisah Romeo-Juliet, bisa saja kisah Lara tidak berakhir bahagia
Atau seperti kisah Rama-Shinta, ujung bahagia ditemui setelah banyak peristiwa
Lara masih disitu
Berdiri untuk meneruskan ceritera
-me-
Jumat, 14 September 2012
Tik... tik.. tik... detikan jam mengalun sepadan. Tepat pukul 21.34 aku masih beradu denganmu.
Kamu : (menatap langit-langit) Hmm.. Aku ingin bertanya padamu, boleh?
Aku : (menengok dengan segera) Apa? Apa yang ingin kau tahu dariku?
Kamu : Pernah kamu mendengar konsep memilih dan dipilih? (menutup rangkaian kertas)
Aku : Memilih? Dipilih? Apa itu? Setidaknya jelaskan padaku terlebih dahulu untuk pertanyaanmu
itu.
Kamu : Ini tentang bagaimana ketidakpernahan hati memilih. Hati itu dipilih.
(tertunduk dan menghela nafas)
Aku : Aku tahu, lalu apa pertanyaanmu? (menatap dalam)
Kamu : Lantas tidak berhakah hatiku memilih? Ha? (keraguan tersirat jelas di mata)
Aku : Sebenarnya apa yang kau ragukan? Ketidakberhakanmu memilih sebab
mazab itu berkata demikian?
Kamu : (mengangguk perlahan)
Aku : Hahaha... (tertawa keras kemudian mengusap helaian rambutnya) Karena ini kamu
dengan kesederhanaan pikirmu.
Kamu : Apa maksudmu? (menjejak kaki kesal)
Aku : Aku rasa mazab itu belum selesai. (menatap sambil tersenyum)
Kamu : (membuka kembali rangkaian kertas) Ini lihat, aku membacanya dari sini. Kamu tidak
percaya padaku?
Aku : (mengusap kasar rambutnya) Bukan, aku tidak meragukanmu. Hanya bagiku kalimat itu
belum selesai. Menurutnya hati tidak pernah memilih. Hati itu dipilih.
Kamu : Lantas?
Aku : Lalu oleh siapa hati itu dipilih? Bukankah itu keberhakan hatimu untuk memilih? Masih kau
ragukan ketidakberhakanmu memilih sebab mazab itu berkata demikian? (menatap balik)
Kamu : Kamu benar.... (menutup rangkaian kertas, kembali)
-me-
Kamu : (menatap langit-langit) Hmm.. Aku ingin bertanya padamu, boleh?
Aku : (menengok dengan segera) Apa? Apa yang ingin kau tahu dariku?
Kamu : Pernah kamu mendengar konsep memilih dan dipilih? (menutup rangkaian kertas)
Aku : Memilih? Dipilih? Apa itu? Setidaknya jelaskan padaku terlebih dahulu untuk pertanyaanmu
itu.
Kamu : Ini tentang bagaimana ketidakpernahan hati memilih. Hati itu dipilih.
(tertunduk dan menghela nafas)
Aku : Aku tahu, lalu apa pertanyaanmu? (menatap dalam)
Kamu : Lantas tidak berhakah hatiku memilih? Ha? (keraguan tersirat jelas di mata)
Aku : Sebenarnya apa yang kau ragukan? Ketidakberhakanmu memilih sebab
mazab itu berkata demikian?
Kamu : (mengangguk perlahan)
Aku : Hahaha... (tertawa keras kemudian mengusap helaian rambutnya) Karena ini kamu
dengan kesederhanaan pikirmu.
Kamu : Apa maksudmu? (menjejak kaki kesal)
Aku : Aku rasa mazab itu belum selesai. (menatap sambil tersenyum)
Kamu : (membuka kembali rangkaian kertas) Ini lihat, aku membacanya dari sini. Kamu tidak
percaya padaku?
Aku : (mengusap kasar rambutnya) Bukan, aku tidak meragukanmu. Hanya bagiku kalimat itu
belum selesai. Menurutnya hati tidak pernah memilih. Hati itu dipilih.
Kamu : Lantas?
Aku : Lalu oleh siapa hati itu dipilih? Bukankah itu keberhakan hatimu untuk memilih? Masih kau
ragukan ketidakberhakanmu memilih sebab mazab itu berkata demikian? (menatap balik)
Kamu : Kamu benar.... (menutup rangkaian kertas, kembali)
-me-
Sabtu, 01 September 2012
keluh dan kesah datang tanpa disadari
ahh.. Andai hatimu tidak berpenghuni
atau andai yang terlihat di pandangmu tidak hanya dia
aku mungkin ada dengan berjuta pengharapan
tapi masih saja tak pelak aku seorang wanita
meski dengan kata aku mengagummu
tapi demi rasamu aku mengundur
keegoisan berkata, ya benar, ada kamu di hatiku
tanpa berminta kamu terus berada
lalu bagaimana dengan dia yang bersemayam lebih lama?
sungguh, aku tidak mengalah
hanya saja sebelum semakin tidak berarah
aku menyerah
- me -
ahh.. Andai hatimu tidak berpenghuni
atau andai yang terlihat di pandangmu tidak hanya dia
aku mungkin ada dengan berjuta pengharapan
tapi masih saja tak pelak aku seorang wanita
meski dengan kata aku mengagummu
tapi demi rasamu aku mengundur
keegoisan berkata, ya benar, ada kamu di hatiku
tanpa berminta kamu terus berada
lalu bagaimana dengan dia yang bersemayam lebih lama?
sungguh, aku tidak mengalah
hanya saja sebelum semakin tidak berarah
aku menyerah
- me -
Rabu, 22 Agustus 2012
aku melihatmu sebagai seorang satria
tidak karena menyelamatkanku dari para penjahat
juga tidak karena melindungiku dari marabahaya
cukup kamu dengan dirimu
dulu ada terka bahwa menggantinya adalah hal tersulit dalam hidup
namun kamu dengan dirimu tiba-tiba menggugatnya
memori terasa terpindah kemudian terisi yang baru
aku rasa ini karena aku membuka hatiku untuk kamu dengan dirimu
sangat nyaman membiarkan aliran baru menyelusup masuk ke otak
ada detakan menderu yang sudah lama tidak singgah
aku suka kamu , aku rasa
aku mengungkapnya dalam gurauan kita
kamu dengan dirimu
namun sekarang sudah tidak itu saja
aku suka kamu dengan senyummu
kamu dengan tingkahmu
kamu dengan caramu
pastinya kamu dengan semua tentang kamu
aku suka
-me-
Langganan:
Postingan (Atom)