Tik... tik.. tik... detikan jam mengalun sepadan. Tepat pukul 21.34 aku masih beradu denganmu.
Kamu : (menatap langit-langit) Hmm.. Aku ingin bertanya padamu, boleh?
Aku : (menengok dengan segera) Apa? Apa yang ingin kau tahu dariku?
Kamu : Pernah kamu mendengar konsep memilih dan dipilih? (menutup rangkaian kertas)
Aku : Memilih? Dipilih? Apa itu? Setidaknya jelaskan padaku terlebih dahulu untuk pertanyaanmu
itu.
Kamu : Ini tentang bagaimana ketidakpernahan hati memilih. Hati itu dipilih.
(tertunduk dan menghela nafas)
Aku : Aku tahu, lalu apa pertanyaanmu? (menatap dalam)
Kamu : Lantas tidak berhakah hatiku memilih? Ha? (keraguan tersirat jelas di mata)
Aku : Sebenarnya apa yang kau ragukan? Ketidakberhakanmu memilih sebab
mazab itu berkata demikian?
Kamu : (mengangguk perlahan)
Aku : Hahaha... (tertawa keras kemudian mengusap helaian rambutnya) Karena ini kamu
dengan kesederhanaan pikirmu.
Kamu : Apa maksudmu? (menjejak kaki kesal)
Aku : Aku rasa mazab itu belum selesai. (menatap sambil tersenyum)
Kamu : (membuka kembali rangkaian kertas) Ini lihat, aku membacanya dari sini. Kamu tidak
percaya padaku?
Aku : (mengusap kasar rambutnya) Bukan, aku tidak meragukanmu. Hanya bagiku kalimat itu
belum selesai. Menurutnya hati tidak pernah memilih. Hati itu dipilih.
Kamu : Lantas?
Aku : Lalu oleh siapa hati itu dipilih? Bukankah itu keberhakan hatimu untuk memilih? Masih kau
ragukan ketidakberhakanmu memilih sebab mazab itu berkata demikian? (menatap balik)
Kamu : Kamu benar.... (menutup rangkaian kertas, kembali)
-me-
Jumat, 14 September 2012
Sabtu, 01 September 2012
keluh dan kesah datang tanpa disadari
ahh.. Andai hatimu tidak berpenghuni
atau andai yang terlihat di pandangmu tidak hanya dia
aku mungkin ada dengan berjuta pengharapan
tapi masih saja tak pelak aku seorang wanita
meski dengan kata aku mengagummu
tapi demi rasamu aku mengundur
keegoisan berkata, ya benar, ada kamu di hatiku
tanpa berminta kamu terus berada
lalu bagaimana dengan dia yang bersemayam lebih lama?
sungguh, aku tidak mengalah
hanya saja sebelum semakin tidak berarah
aku menyerah
- me -
ahh.. Andai hatimu tidak berpenghuni
atau andai yang terlihat di pandangmu tidak hanya dia
aku mungkin ada dengan berjuta pengharapan
tapi masih saja tak pelak aku seorang wanita
meski dengan kata aku mengagummu
tapi demi rasamu aku mengundur
keegoisan berkata, ya benar, ada kamu di hatiku
tanpa berminta kamu terus berada
lalu bagaimana dengan dia yang bersemayam lebih lama?
sungguh, aku tidak mengalah
hanya saja sebelum semakin tidak berarah
aku menyerah
- me -
Langganan:
Postingan (Atom)